Persepsi Pengusaha Walet Terhadap Pembayaran Zakat Budidaya Sarang Burung Walet Di Kelurahan Benteng Provinsi Riau Di Tinjau Dari Konsep Ekonmi Islam

Di Kelurahan Benteng terdapat sebuah usaha budidaya sarang burung walet yang
memiliki penghasilan yang cukup tinggi setiap kali panennya. Tetapi hanya terdapat
beberapa dari pengusaha sarang burung walet yang melakukan kewajibannya
terhadap usaha yang dilakukannya yakni mengelurakan zakat, dan terdapat pula
sebagian dari pengusaha yang mengeluarkan zakatnya tidak sesuai dengan
ketentuan syariat islam dan konsep ekonomi islam, serta ada pula sebagian
pengusaha sarang burung walet yang tidak mengeluarkan zakatnya sama sekali
meskipun telah mencapi nisabnya. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang bagaimana persepsi
pengusaha walet terhadap pembayaran zakat budidaya sarang burung walet di
Kelurahan Benteng kemudian bagaimana persespsi tokoh ulama di Kelurahan
Benteng terhadap pembayaran zakat budidaya sarang burung walet dan untuk
mengetahui mekanisme pelaksanaan pembayaran zakat sarang burung walet di
Kelurahan Benteng dan di tinjau dari konsep ekonomi islam. Penulis dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi pengusaha terhadap
pembayaran zakat budidaya sarang burung walet di kelurahan benteng belum
sepenuhnya mengetahui akan konsep dan kewajiban pembayaran zakat hasil usaha
sarang burung walet yang disebabkan faktor Pendidikan. Persepsi tokoh ulama
terhadap pembayaran zakat budidaya sarang burung walet yaitu zakat walet adalah
zakat yang wajib untuk di keluarkan apabila mencapai nisab karena tergolong
kedalam zakat pertanian. Pelaksanaan zakat budidaya sarang burung walet di
kelurahan benteng, dilakukan sesuai dengan kebiasan dan sepengetahuan
pengusaha sehingga zakat yang di keluarkannya diberikan langsung kepada delapan
golongan yang berhak menerimanya dan ada pula yang menyalurkannya melalui
badan amil zakat. dan tinjaun ekonomi islam tentang zakat budidaya sarang burung
walet di kelurahan benteng belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip ekonomi
islam, hal tersebut di karenakan penyaluran zakat yang dilakukan pengusaha yaitu
masih diberikan langsung kepada mustahiq tanpa melalui badan amil zakat,
kemudian dalam pemanfaatan dana zakat masih bersifat konsumtif tradisional
karena hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar para mustahiq. Sehingga dana zakat
tidak dapat digunakan sebagai modal untuk membuat usaha.
Kata Kunci : Persepsi, Zakat Dan Ekonomi Islam