Khairudin, Yunan (2023) KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA. Masters thesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Full text not available from this repository.Abstract
Pembicaraan mengenai konsep kebahagiaan sangatlah beragam. Keragaman pendapat membawa keragaman cara bertindak dengan mengatasnamakan kebahagiaan. Jika konsep kebahagiaan yang digagas oleh para ahli dapat dipahami dengan baik, maka tidak akan ada perilaku manusia yang menyimpang dari aturan dan norma moral. Namun ternyata, seiring perkembangan zaman, banyak ditemukan fakta-fakta mengenai penyimpangan perilaku mengatasnamakan kebahagiaan seperti perilaku bebas yang tidak bertanggungjawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan: makna kebahagiaan menurut pemikiran Hamka,aspek aksiologi dari konsep kebahagiaan dalam perspektif Hamka, dan implikasi konsep kebahagiaan menurut Hamka dalam konteks kekinian. Untuk menguraikan hal tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan penelusuran dan menganalisis literature primer dan sekunder terkait pemikiran Hamka tentang kebahagiaan. Adapun temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kebahagiaan merupakan tuntutan dan tujuan manusia dari sejak dahulu hingga akhir zaman. Setiap manusia menginginkan kesempurnaan dan kebahagiaan dalam segala aspek kehidupannya. Dalam tesis ini, kesempurnaan itu tidak hanya di dunia, melainkan kesempurnaan di alam akhirat. Oleh sebab itu, flosofi kebahagiaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengajak manusia modern tidak sekedar mengejar kebahagiaan dunia, melainkan juga kebahagiaan di alam akhirat kelak. (2)Hamka mengatakan bahwa unsur utama dalam mencapai kebahagiaan adalah iman. Artinya, tanpa keimanan yang mantap pada diri manusia, maka sulit bagi manusia itu untuk mencapai kebahagiaan sejati. Hal ini berimplikasi pada konsep bahwa atheis sangat tidak dibenarkan dalam kehiduapan ini. Sebab atheisme akan menjauhkan manusia dari kebahagiaan. (3) Kebahagiaan yang paling utama adalah kebahagiaan akhirat. Sedangkan kebahagiaan di dunia ini adalah semu. Kebahagiaan dunia merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan tertinggi di akhirat nanti, yaitu kebahagiaan ketika berada di dalam surga. Implikasi dari konsep Hamka ini, akan menggiringi manusia untuk tidak terjebak kepada konsep hedonisme yang banyak melanda manusia modern. Inilah mengapa Hamka sangat tidak mengaitkan antara banyaknya harta dengan banyaknya kebahagiaan yang diperoleh manusia.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) |
Depositing User: | Nadia Rezky |
Date Deposited: | 03 Sep 2024 06:27 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 02:30 |
URI: | https://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/1417 |