Wahyuni, Sri (2023) Signifikansi kisah Ashhab al-Sabt terhadap Larangan berbuat Mungkar dalam Tinjauan Ma‟na Cum Maghza. Other thesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini didasari oleh hal menarik yang terdapat dalam kisah
Ashhab al-Sabt yang menggunakan hewan kera sebagai bentuk azab dari
Allah kepada orang-orang yang melanggar perjanjian. Bentuk azab ini
penuh dengan isyarat dan simbolis yang dalam hal ini relevan untuk
diterapkan dengan pendekatan Ma‘na Cum Maghza. Maka penelitian ini
bertujuan untuk menggali makna Ashhab al-Sabt mulai era klasik hingga
kontemporer, oleh karena itu untuk melihat ragam penafsiran al-Qur‘an
tentang Q.S. Al-A‘raf ayat 163 tentang Ashhab al-Sabt, dan kemudian
melakukan analisis linguistik dan historis Q.S. Al-A‘raf ayat 163,
selanjutnya untuk melihat signifikansi dari Q.S. Al-A‘raf ayat 163 tentang
kisah Ashhab al-Sabt.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library research)
dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analisitis. Pada penelitian
ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data
dokumentasi yang dikumpulkan berupa teks ayat al-Qur‘an, kitab, buku,
jurnal, artikel dan lainnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari pendekatan Ma‟na Cum Maghza yaitu dengan
cara analisis linguistik, intratekstualitas, intertekstualitas, analisis historis
mikro dan analisis historis makro, signifikansi fenomenal historis, serta
signifikansi fenomenal dinamis.
Hasil temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa dalam
menafsirkan Q.S. Al-A‘raf ayat 163 tentang Ashhab al-Sabt para mufassir
menjelaskan tentang pelanggaran orang Yahudi pada hari Sabtu, dimana
mereka dikhususkan untuk beribadah pada hari Sabtu tetapi mereka
melanggar perintah yang Allah tetapkan. Kedua dari hasil analisis
linguistik dan historis didapati bahwa kisah Ashhab al-Sabt terdapat tiga
fragmen. Pertama, fragmen pelanggaran perjanjian, kedua, fragmen antara
dua golongan yang menaati perjanjian, ketiga, fragmen kutukan kera.
Masing-masing fragmen memiliki makna detonasi dan makna konotasi,
sehingga menghasilkan signifikansi. Ketiga, adapun signifikansi
fenomenal historis dari Q.S. Al-A‘raf ayat 163 adalah keseimbangan
dalam menjalankan kewajiban dunia akhirat, larangan berbuat mungkar
yang mengarah pada sifat materialistis dan hedonis, kewajiban untuk
saling menasehati dalam kebaikan. Signifikansi fenomenal historis ini
memunculkan signifikansi fenomenal dinamis berupa penguatan budi
pekerti pada masyarakat luas dalam tujuan untuk menciptakan
masyarakat yang moderat, sopan santun, menghargai orang yang lebih
tua/dewasa, membiasakan sikap (senyum, sapa, salam), tidak boleh
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | editor |
Date Deposited: | 27 May 2024 03:32 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 01:55 |
URI: | https://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/140 |