Perspektif Hukum Islam Terhadap Perkawinan Online Di Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Semasa pandami Covid 19, Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan Kuala
Lumpur telah membolehkan pernikahan online. Terdapat permasalahan yang
timbul karena pernikahan online pertama kali dibuat di Malaysia dan membuat
ramai orang kekeliruan terhadap nikah online dan hukumnya. Jenis penelitian yang
terdapat dalam kajian adalah hukum empiris. Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi data primer yang diperoleh daripada hasil lapangan.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah mengenai tentang psikologi hukum
isalam dalam pernikahan online. Lokasi penelitian di Jabatan Agama Islam Wilayah
Persekutuan, Kuala Lumpur, Malaysia. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara
dan dokumentasi. Setelah meneliti keterangan, hujah-hujah dan pandangan yang
dikemukakan, muzakah menegaskan bahwa para fuqaha’ bersepakat, mensyaratkan
bahwa bagi memastikan sesuatu akad nikah itu sah, ia hendaklah dilakukan dalam
satu majelis (ittihad al-majlis) supaya semuanya terlibat secara langsung semasa
pelaksanaan ijab dab qabul. Akad nikah melalui sidang video (video conference)
ini hendaklah dilakukan dalam satu mejelis (ittihad al-majlis) agar penglibatan
semuanya adalah secara langsung semasa ijab dan qabul dijalankan. Sekiranya telah
cukup syarat -syaratnya serta selamat daripada sebarang bentuk penipuan, maka
akad nikah dilakukan cara begini adalah sah. Walau bagaimanapun akad nikah
melalui sidang video/ video conference hendaklah dipatuhi dengan syarat-syarat
yang ditetapkan
Kata Kunci: nikah online, hukum fatwa, Jabatan Agama Islam, Wilayah
Persekutuan Kuala Lumpur.