“Relevansi Penentuan Kuantitas Mahar dalam Pernikahan Masyarakat Bugis di Kecamatan Mendahara Perspektif Maslahah dan ‘Urf (Stratifikasi Sosial Kontemporer)”.

Ilham, Ammar Muhammad (2023) “Relevansi Penentuan Kuantitas Mahar dalam Pernikahan Masyarakat Bugis di Kecamatan Mendahara Perspektif Maslahah dan ‘Urf (Stratifikasi Sosial Kontemporer)”. Other thesis, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Full text not available from this repository.

Abstract

Nama: Amar Muhammad Ilham, NIM: 803210010, judul penelitian ini adalah
Relevansi Penentuan Kuantitas Mahar Dalam Pernikahan Masyarakat
Bugis Di Kecamatan Mendahara Perspektif Maslahah Dan ‘urf (Stratifikasi
Sosial Kontemporer). Tujuan penelitian ini pertama, untuk memberikan
hasil kajian tentang bagaimana kuantitas mahar dalam masyarakat Bugis
di Kecamatan Mendahara. Kedua, untuk menelaah bagaimana relevansi
mahar dengan strata sosial dalam masyarakat Bugis di Kecamatan
Mendahara. Ketiga, untuk menganalisis bagaimana hukum Islam terhadap
fenomena kuantitas mahar dalam masyarakat Bugis di Kecamatan
Mendahara. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field
research) dengan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data dan
deskriptif. Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Masyarakat Bugis di Kecamatan Mendahara dan di
beberapa daerah Bugis lainnya tidak dapat membedakan nilai antara dui'
menre dan sompa. Ini mungkin karena gaya hidup sosial modern yang
hedonisme, di mana masyarakat hanya melihat pesta pernikahan yang
meriah di daerah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan
pengetahuan tentang kekeliruan tersebut sambil tetap mempertahankan
tradisi dan adat istiadat budaya Bugis terkait pernikahan. Dalam
masyarakat Bugis lama, terdapat standar yang ditetapkan untuk kuantitas
sompa dan dui' menre yang harus membayar sekian "kati" kepada mereka
yang berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki darah bangsawan
tinggi atau sejenisnya. Namun,dalam masyarakat Bugis modern, tidak ada
standar yang ditetapkan untuk kuantitas sompa yang harus dibayar, hanya
dikemba oleh orang-orang yang memiliki darah bangsawan tinggi. Dalam
Islam memang tidak secara eksplisit menolak aturan dalam tradisi Bugis,
bahkan tidak menolak keberadaan dui' menre'. Sebaliknya, pandangan
masyarakat tentang kuantitasnya harus diubah. Harus diingat bahwa
tingkat subtansial dari pernikahan terdiri dari pertama, pemenuhan rukun
dan syarat nikah, kemudian,pemberian mahar dari seorang laki-laki kepada
calon isterinya, dan ketiga, pemberian dui' menre' kepada calon isterinya.
Artinya, keabsahan pernikahan mengarah pada pemenuhan rukun dan
syarat nikah, sedangkan mahar adalah kewajiban yang apabila tidak
dipenuhi maka seorang laki-laki berdosa kepada isterinya.
Kata Kunci: Adat, Bugis, Mahar, Kuantitas

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Program Pascasarjana > Ilmu Syariah (S2)
Depositing User: Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Date Deposited: 13 Jun 2024 08:33
Last Modified: 02 Oct 2024 02:33
URI: https://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/1070

Actions (login required)

View Item
View Item