QURAISY SEGAF, SHP. 130146 and Ash-Shiddiqi, M. Hasbi and Maryani, Maryani (2019) SANKSI PIDANA ADAT TENTANG ZINA DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM KECAMATAN PELAYANGAN SEBERANG KOTA JAMBI. Skripsi thesis, UIN SULTHAN THAHA SAIPUDDIN JAMBI.
![]() |
Text (SANKSI PIDANA ADAT TENTANG ZINA DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM KECAMATAN PELAYANGAN SEBERANG KOTA JAMBI)
skripsi - jibril hidayah.pdf - Published Version Download (1MB) |
Abstract
Zina adalah persetubuhan disengaja antara pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan perkawinan yang sah. Sanksi untuk jarimah zina ditetapkan tiga hukuman, yaitu: dera (jilid), pengasingan (taghrib) dan rajam. Hukum dera dan pengasingan ditetapkan untuk pezina tidak muhshan (pelaku belum menikah atau masih berstatus gadis dan jejaka). Sedangkan hukuman rajam dikenakan terhadap pezina muhshan (pelaku telah menikah atau sudah mempunyai suami dan istri), kalau kedua pelaku zina tidak muhshan maka keduanya dijilid dan diasingkan. Akan tetapi kalau keduanya muhshan maka dijatuhi hukuman rajam. Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi sangat kental akan hukum adat yang berlaku termasuk hukum bagi orang yang melakukan perzinahan. Yang menarik untuk diteliti dari kecamatan ini adalah penetapan hukum bagi pelaku zina dalam hukum adat baik itu zina yang telah menikah (berkeluarga) maupun zina yang belum pernah menikah (jejaka dan perawan), dalam hal ini masyarakat adat yang ada di Kecamatan Pelayangan lebih cenderung kepada hukum adat yang sudah menjadi tradisi dari sejak zaman nenek moyang terdahulu sampai pada masa sekarang, dari informasi yang peneliti dapatkan dilapangan masyarakat telah mematuhi hukum adat yang ada khususnya perzinahan, jika hukum Islam diterapkan untuk sanksi bagi pelaku zina maka banyak pertentangan yang akan muncul dari berbagai pihak. Penetapan hukuman pelaku zina di Kecamatan Pelayangan menarik diteliti, apa yang menyebabkan hukum adat sebagai sanksi ketimbang hukum Islam, padahal masyarakatnya mayoritas Islam, seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan, apabila ada yang mengatakan bahwa masyarakat Jambi tidak beradat, berarti sama saja tidak beragama begitu juga sebaliknya. Sejauh pengamatan yang peneliti lakukan hukum adat yang ada di Kecamatan Pelayangan ini yang sedikit berbeda dari hukum-hukum adat lainnya dan sangat menarik untuk di kaji dan teliti lebih dalam lagi mengenai sanksi bagi pelaku zina. Di Kecamatan Pelayangan jika ada orang melakukan zina mendapatkan hukuman tersendiri, apabila yang melakukan zina itu orang yang telah menikah, maka mereka dihukum dengan membayar denda/hutang kepada masyarakat yang dinamakan dengan “serbo seratus” yaitu berupa: satu ekor kerbau atau sapi, beras seratus gantang, kelapa seratus buah serta selemak semanis. Maka dari itu peneliti tertarik untuk membahas atau meneliti tentang “Sanksi Pidana Adat tentang Zina dalam Persepektif Hukum Islam Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi. Fokus Penelitian adalah Sanksi Pidana Adat tentang Zina dalam Persepektif Hukum Islam Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penetapan sanksi bagi pelaku zina dalam hukum adat dalam perspektif hukum Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian ini adalah deskriptif-komparatif sedangkan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan normatif-yuridis, dimana peneliti akan membandingkan bagaimana menurut hukum adat dan hukum Islam tentang pelaku pezinahan dengan berpegang pada aturan normatif. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yaitu observasi dam wawancar
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 2x4 Fiqih > 2x4.3 Munakahat 2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.1 Masyarakat Islam > 2x6.17 Pelayanan Kepada Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | Usman Fahmi M.Pd.I |
Date Deposited: | 24 Apr 2020 10:02 |
Last Modified: | 02 May 2020 11:58 |
URI: | http://repository.uinjambi.ac.id/id/eprint/2648 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |